Fase Turnover Karyawan yang Harus Dipahami
Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan ini mempunyai efek jangka panjang yang harus diketahui oleh semua pihak. Mulai dari HR, pengusaha, manager, sampai supervisor bahkan, ke kapten.
Semua harus mengalami evaluasi bila angkanya menunjukkan prosentase sangat tinggi diatas 50%. Hasil tersebut menjadi sebuah alarm keras. Pada prosesnya ada beberapa poin yang perlu dimengerti.
Mulai dari awal masuk, biasanya mereka merasa senang karena, mendapatkan pekerjaan baru. Selanjutnya, melakukan identifikasi. Dari sinilah setiap supervisor dan manager akan berperan besar membuat suasananya menjadi menyenangkan.
Memastikan dengan benar bahwa, kondisinya sangat menyenangkan adalah hal tersulit. Apalagi, kalau keadaannya berada dalam situasi tidak menyenangkan. Kebijakan harus diambil, hasilnya akan mempengaruhi lingkungan sekitar secara keseluruhan.
Perlu diketahui, saat fase ini semua harus berperan besar dan peka. Biasanya, mereka sudah menunjukkan pertanda senang atau tidak. Jika, pimpinan tersebut masih diam dan justru menyangatkan.
Tidak ada kata lain untuk segera keluar. Inilah salah satu tugas HR dimana, mereka memastikan pimpinannya berkerja dengan baik. Bukan sesuai dengan teori saja melainkan pengalaman juga cukup penting.
Learn how we can help
If you’re planning to take your firm global in the future, contact Globalization Partners today to learn how we can help with your planned international expansion.
Anda pasti sering mendengar istilah tingkat turnover karyawan. Namun apakah Anda memahami pengertian turnover karyawan? Secara singkat, turnover karyawan adalah proses keluar-masuknya karyawan di suatu perusahaan.
Aktivitas turnover karyawan itu sejatinya tidak bisa dihindari dan terbilang wajar. Bahkan cenderung menguntungkan perusahaan jika dilakukan dalam periode yang sewajarnya.
Lain cerita jika perusahaan terlalu sering gonta-ganti karyawan. Bisa-bisa perusahaan yang rugi.
Berikan Paket Kompensasi Menarik
Bagi pekerja, paket kompensasi di luar gaji kerap kali menjadi daya tarik. Menurut US Chamber of Commerce Foundation, lebih dari 50 persen pekerja milenial di Amerika Serikat setuju bahwa paket kompensasi mempengaruhi pilihan mereka terhadap perusahaan calon tempat mereka akan bekerja.
Sementara, lebih dari 60 persen mengatakan bahwa paket kompensasi merupakan alasan penting yang membuat mereka bertahan di sebuah perusahaan.
“(Ingat) godaan dari tempat lain (kompensasi dan benefit),” sebut Edwin.
Sebuah survei oleh McKinsey Quarterly, menunjukkan bahwa alasan terbesar perusahaan menawarkan paket kompensasi adalah untuk menarik dan mempertahankan karyawan terbaik. Cara ini juga bagus untuk meningkatkan loyalitas karyawan, menaikkan retensi, meningkatkan daya tarik perusahaan, hingga menekan turnover karyawan.
Intinya, karyawan-karyawan terbaik adalah modal utama perusahaan untuk menjalankan bisnisnya lebih produktif dan kompetitif.
Pemberian paket kompensasi sebaiknya memperhatikan kebutuhan karyawan. Sehingga manfaatnya lebih optimal. Kebutuhan yang paling umum dari karyawan adalah asuransi, pinjaman, hingga kebutuhan gaya hidup.
Misalnya di Indonesia, banyak perusahaan yang menawarkan paket kompensasi berupa proteksi penuh asuransi seperti BPJS Kesehatan karyawan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga asuransi jiwa.
Selain itu, bisa juga memberikan berbagai insentif atau tambahan-tambahan di luar gaji pokok seperti tambahan fasilitas bagi karyawan. Contoh sederhananya adalah rumah dinas, kendaraan operasional hingga tempat parkir khusus.
Sebuah perusahaan aplikasi rekrutmen, JobVite, merilis berbagai jenis paket kompensasi unik dan menarik yang ditawarkan beberapa perusahaan di dunia. Misalnya waktu kerja hingga penggunaan software absensi maupun sistem absensi karyawan online yang fleksibel.
Selain itu, banyak perusahaan sudah meneraplan sistem kerja dari mana saja atau remote working, reimbursement, makanan dan minuman gratis, program bimbingan dan pengembangan, hingga bebas berpakaian kasual saat ngantor.
Bahkan sejumlah perusahaan mulai menambahkan tunjangan kesehatan berupa paket kompensasi dalam bentuk olahraga seperti pilates, yoga, muay thai, meditasi, berenang, sampai gym membership.
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan Bulanan
Selanjutnya, setiap pengusaha bisa menggunakan teknik perhitungan bulanan. Para ahli mengatakan periode ini menjadi yang terbaik untuk dilakukan. Terutama bagi industri dengan pekerja paruh waktu lebih mendominasi, mengapa bisa begini?
Kondisi ini diyakini menjadi mampu menjadi penentu bagi setiap kantor dalam mempertahankan pekerja freelancenya. Bagaimana tingkat loyalnya ke perusahaan, begini cara menghitung turnover karyawan per bulan.
(Jumlah tenaga kerja berhenti bekerja : Rata-Rata Pegawai) x 100
Untuk mengetahui bagaimana rata-rata pegawai maka akan ditemukan langkah seperti ini.
Tenaga kerja akhir – awal bulan : 2
Dari langkah tersebut ilustrasinya menjadi seperti ini, rata-rata pegawai di sebuah kantor C ada (100 – 50 : 2) 25. Sementara, untuk pegawai yang berhenti hanya ada 5 saja.
Maka, akan ditemui keluar masuk kantor tersebut adalah 20% saja. Angka tersebut bisa dikatakan cukup rendah dan bagus bagi sebuah usaha. Bahkan, dapat dikatakan sangat kecil, semua orang disana menyenangkan.
HR paham benar bagaimana para freelancer tersebut masih dapat bertahan. Suasana dan kontribusi bekerja yang harus tetap dipertahankan. Semakin bahagia, pekerja semangatnya akan keluar.
Dengan begini feedback ke kantor menjadi sangat baik. Biasanya, usaha tersebut akan lebih cepat untuk berkembang. Jadi, usahakan angka 20% tersebut tetap dipertahankan atau justru diturunkan.
Catat! Urutan Dokumen Saat Melamar Kerja, Dari CV Hingga SKCK
Memberikan Kesempatan Karyawan Mengembangkan Karier
Perusahaan seharusnya memiliki manajer yang mampu mengembangkan karier bawahannya secara positif. Dia juga tidak membatasi karyawan untuk mengekspresikan ide, preferensi, ekspektasi, dan keinginannya, selama hal tersebut tidak melanggar etika kerja.
“Saya suka mereferensikan perilaku seorang pemimpin sama dengan kriteria guru ideal, yang ada di dalam konsep trilogi Ki Hajar Dewantara, kearifan lokal tentunya. Pemimpin harus memberikan ruang dan jarak agar anggotanya bisa mandiri, bekerja dengan pengawasan lebih rendah, namun tetap tidak ditinggalkan, dimonitor perkembangannya, ditanya kendala atau masalah yang dihadapi, bantu cari solusi atas permasalahan dan evaluasi seluruh aktivitas, untuk selanjutnya menciptakan perbaikan terus menerus (continuous improvement),” timpal Edwin.
Jenis Turnover Karyawan
Sebenarnya banyak jenis turnover karyawan berdasarkan kesukarelaan, pengendalian, dan juga fungsional. Namun jenis turnover karyawan yang akan dibahas terkait dengan pengaruhnya dengan stabilitas perusahaan adalah dari segi tingkat fungsi. Jenis turnover berdasarkan tingkat fungsi terbagi menjadi dua yaitu turnover fungsional dan disfungsional.
Di mana turnover karyawan tidak mempengaruhi kualitas perusahaan bahkan cenderung menguntungkan. Dikatakan menguntungkan karena memang karyawan tersebut memiliki kinerja buruk sehingga perusahaan dapat mengganti dengan karyawan lain yang lebih baik.
Jenis turnover ini yang cenderung merugikan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, baik kinerjanya buruk maupun bagus karyawan tersebut tetap dibutuhkan secara fungsional.
Kedua, hilangnya sosok pemimpin, ketiga adalah karyawan tersebut memiliki kinerja baik, perilaku baik, dan memiliki pengaruh besar bagi perusahaan.
Faktor Penyebab Turnover Rate Tinggi
Turnover rate atau tingkat pergantian karyawan adalah salah satu indikator yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Turnover yang tinggi dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti meningkatnya biaya rekrutmen, pelatihan, dan hilangnya pengetahuan yang berharga.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan turnover rate menjadi tinggi. Dalam analisis ini, faktor penyebab turnover dibagi menjadi tiga kategori utama: faktor individu, faktor organisasi, dan faktor geografis. Setiap faktor ini berkontribusi pada keputusan karyawan untuk tetap tinggal atau meninggalkan perusahaan.
Faktor individu mengacu pada aspek-aspek yang berkaitan langsung dengan persepsi, kondisi, dan kebutuhan pribadi karyawan. Setiap karyawan memiliki latar belakang, motivasi, dan harapan yang berbeda dalam pekerjaannya. Faktor individu sering kali menjadi pendorong utama bagi karyawan untuk meninggalkan perusahaan, terutama ketika kebutuhan atau harapan pribadi mereka tidak terpenuhi.
Kepuasan kerja adalah salah satu faktor individu yang paling berpengaruh terhadap turnover karyawan. Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya cenderung memiliki loyalitas yang lebih tinggi terhadap perusahaan. Sebaliknya, jika karyawan merasa tidak puas, misalnya karena pekerjaan yang tidak menantang, hubungan kerja yang buruk dengan atasan atau rekan kerja, atau kurangnya penghargaan, mereka lebih mungkin untuk mencari peluang di tempat lain.
Salah satu aspek penting dari kepuasan kerja adalah work-life balance atau keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Jika karyawan merasa bahwa pekerjaannya terlalu menyita waktu pribadi mereka, terutama karena jam kerja yang berlebihan atau tuntutan yang tinggi, mereka cenderung merasa tidak bahagia dan memilih untuk meninggalkan perusahaan demi mencari keseimbangan yang lebih baik di tempat kerja lain.
Pengembangan karier adalah hal yang sangat penting bagi sebagian besar karyawan. Jika seorang karyawan merasa bahwa mereka tidak memiliki peluang untuk berkembang atau dipromosikan, mereka mungkin merasa stagnan. Rasa stagnasi ini dapat mendorong mereka untuk mencari pekerjaan di perusahaan lain yang menawarkan kesempatan karier yang lebih baik. Pengembangan karier yang tidak memadai sering kali menjadi alasan utama karyawan berbakat meninggalkan perusahaan.
Perusahaan yang tidak menyediakan jalur karier yang jelas atau kesempatan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan berisiko kehilangan tenaga kerja yang berharga. Karyawan ingin merasa bahwa mereka memiliki masa depan di perusahaan, dan jika harapan ini tidak dipenuhi, mereka cenderung beralih ke perusahaan lain yang lebih mendukung pengembangan profesional mereka.
Beban kerja yang berlebihan merupakan salah satu penyebab utama stres di tempat kerja. Karyawan yang terus-menerus merasa kewalahan dengan volume pekerjaan yang terlalu besar atau tenggat waktu yang ketat dapat mengalami burnout atau kelelahan. Burnout ini tidak hanya mengurangi produktivitas, tetapi juga mendorong karyawan untuk mencari pekerjaan lain yang memberikan beban kerja yang lebih seimbang.
Beban kerja yang tidak seimbang sering kali terjadi di perusahaan yang kekurangan sumber daya manusia atau di mana pekerjaan terus bertambah tanpa adanya penyesuaian dalam jumlah tenaga kerja. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu memantau beban kerja karyawan secara teratur dan memastikan bahwa tanggung jawab yang diberikan sejalan dengan kapasitas dan keterampilan karyawan.
Durasi kerja yang cukup lama di satu perusahaan bisa menjadi alasan bagi beberapa karyawan untuk mencari tantangan baru. Karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan yang sama mungkin merasa bahwa mereka sudah mencapai titik di mana tidak ada lagi yang bisa mereka pelajari atau capai di sana. Keinginan untuk mendapatkan pengalaman baru dan meningkatkan keterampilan sering kali mendorong karyawan untuk beralih ke perusahaan lain.
Perusahaan dapat mengatasi hal ini dengan memberikan kesempatan untuk rotasi pekerjaan atau pengembangan proyek baru yang menarik bagi karyawan senior, sehingga mereka tetap termotivasi dan merasa terus berkembang dalam karier mereka.
Work-life balance menjadi topik yang semakin penting dalam dunia kerja modern. Karyawan yang merasa bahwa mereka tidak dapat menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, seperti akibat jam kerja yang terlalu panjang atau tuntutan pekerjaan yang terus meningkat, sering kali memilih untuk meninggalkan perusahaan. Kurangnya work-life balance dapat menyebabkan kelelahan emosional dan fisik, yang berdampak pada produktivitas dan kebahagiaan karyawan.
Perusahaan yang gagal memperhatikan work-life balance karyawan berisiko menghadapi turnover yang tinggi. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat memperkenalkan kebijakan fleksibilitas waktu kerja, seperti kerja dari rumah atau pengurangan jam kerja, untuk membantu karyawan menjaga keseimbangan tersebut.
Baca Juga: Definisi, Jenis, Faktor, Indikator Kinerja Pegawai
Faktor organisasi mengacu pada kondisi internal perusahaan yang memengaruhi pengalaman karyawan dalam bekerja. Kebijakan, budaya, dan sistem kerja perusahaan sering kali memiliki pengaruh besar terhadap keputusan karyawan untuk tetap tinggal atau pergi. Faktor organisasi yang buruk dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak menyenangkan dan menyebabkan karyawan merasa tidak nyaman atau tidak dihargai.
Sistem kerja yang cenderung represif dan tidak fleksibel sering kali menjadi penyebab turnover yang tinggi. Perusahaan yang memberlakukan kebijakan yang terlalu ketat tanpa memberikan ruang bagi karyawan untuk berinovasi atau mengekspresikan diri cenderung kehilangan talenta-talenta terbaik. Karyawan yang merasa terlalu diatur dan tidak diberi kebebasan untuk bekerja sesuai dengan gaya mereka mungkin akan merasa terkekang dan akhirnya memilih untuk pindah ke perusahaan yang lebih fleksibel.
Selain itu, sistem kerja yang tidak memperhatikan kesejahteraan karyawan, seperti tidak adanya program kesehatan, tunjangan, atau cuti yang memadai, juga dapat menyebabkan ketidakpuasan yang signifikan di kalangan karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih proaktif dalam mendesain sistem kerja yang mendukung kesejahteraan dan kebahagiaan karyawan.
Gaji dan tunjangan merupakan faktor penting dalam mempertahankan karyawan. Karyawan yang merasa bahwa gaji mereka tidak sesuai dengan kontribusi yang mereka berikan atau bahwa sistem gaji perusahaan tidak transparan, cenderung mencari peluang di tempat lain. Ketidakpuasan dengan gaji atau tunjangan sering kali menjadi alasan utama karyawan meninggalkan perusahaan.
Sistem gaji yang tidak adil atau tidak jelas dapat menimbulkan ketidakpercayaan antara karyawan dan manajemen. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa sistem penggajian mereka adil, kompetitif, dan transparan. Komunikasi yang terbuka mengenai bagaimana gaji ditentukan dan kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan kenaikan gaji yang adil dapat membantu mengurangi turnover.
Lingkungan kerja yang tidak sehat, baik dari segi fisik maupun sosial, dapat menyebabkan karyawan merasa tidak nyaman. Lingkungan kerja yang penuh tekanan, persaingan tidak sehat, kurangnya dukungan dari manajemen, atau konflik antar-rekan kerja dapat menciptakan atmosfer yang tidak kondusif bagi produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Karyawan yang merasa tidak bahagia di tempat kerja cenderung mencari pekerjaan di tempat lain yang menawarkan lingkungan kerja yang lebih positif.
Perusahaan yang ingin mempertahankan karyawan perlu menciptakan budaya kerja yang mendukung, di mana karyawan merasa dihargai, didengarkan, dan didukung oleh rekan kerja dan atasan mereka.
Kepemimpinan yang tidak kompeten atau tidak adil dapat merusak moral karyawan dan menjadi salah satu penyebab utama turnover yang tinggi. Karyawan ingin bekerja di bawah pimpinan yang memiliki visi yang jelas, adil, dan mampu memberikan bimbingan serta dukungan yang mereka butuhkan. Ketika manajer tidak mampu memimpin dengan baik, karyawan merasa kurang dihargai dan cenderung meninggalkan perusahaan.
Perusahaan yang ingin mengurangi turnover perlu memastikan bahwa manajer dan pemimpin mereka dilatih untuk menjadi pemimpin yang efektif dan mendukung. Pelatihan manajemen dan komunikasi yang baik dapat membantu meningkatkan kualitas kepemimpinan di seluruh organisasi.
Faktor geografis sering kali memengaruhi keputusan karyawan untuk tetap tinggal di sebuah perusahaan, terutama ketika jarak antara tempat tinggal dan tempat kerja menjadi terlalu jauh. Waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan pulang-pergi ke kantor dapat menjadi beban bagi karyawan, terutama jika mereka tinggal di daerah yang jauh dari kantor pusat perusahaan.
Karyawan yang harus menempuh perjalanan jauh setiap hari mungkin merasa lelah dan stres, yang dapat berdampak negatif pada produktivitas dan kesejahteraan mereka. Selain itu, jika karyawan menemukan pekerjaan yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka, mereka mungkin lebih memilih untuk pindah demi mengurangi beban perjalanan.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat mempertimbangkan opsi kerja jarak jauh atau fleksibilitas waktu kerja, yang memungkinkan karyawan untuk mengurangi frekuensi perjalanan mereka ke kantor. Fleksibilitas ini dapat membantu meningkatkan retensi karyawan dan mengurangi turnover yang disebabkan oleh faktor geografis.
Baca Juga: Karyawan Tetap vs Karyawan Kontrak, Mana yang Terbaik?
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan Tahunan
Periode waktu pertama yang dipilih pertama adalah tahunan. Dimana, periode yang dihitung adalah sejak awal bulan yaitu Januari hingga akhir di bulan Desember. Untuk rumus perhitungannya seperti ini.
Jumlah pegawai berhenti : (karyawan bulan Januari + Pegawai bulan Desember/2) x 100
Untuk memahami cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan di atas coba lihat ilustrasi berikut. Sebuah perusahaan A dalam satu tahun mempunyai 50 tenaga kerja berhenti.
Sementara pada bulan Januari dan desember bila dijumlah dan dibagi 2 maka hasilnya adalah 50. Selanjutnya, angka tersebut akan dibagi dengan 50 kembali lalu dikalikan 100. Maka, jumlahnya adalah 100%.
Hal ini menjadi salah satu kondisi kurang baik. Bila terus dibiarkan maka mereka akan mengalami kerugian. Mulai dari mengeluarkan biaya untuk rekrutmen sampai pelatihan sampai produktivitas.
Keadaan tersebut akan semakin meresahkan bila perhitungan tersebut adalah tahun ke dua dan hasilnya menunjukkan grafik naik. Bisa dikatakan banyak orang merasa malas dan tidak bahagia di perusahaan A.
Mengenal Perbedaan Interview HR dan Interview User
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan
Menghitung tingkat turnover karyawan atau labor turnover rate dapat dianalisis dengan menggunakan dua metode; perhitungan satu tahun dan perhitungan masa kerja di bawah satu tahun. Mana yang lebih efektif? Keduanya efektif sesuai dengan kebutuhan analisis.
Perhitungan Tingkat Turnover Bulanan
Berbeda dengan perhitungan tahunan, perhitungan bulanan adalah perhitungan perbandingan biasa. Perbandingan antara jumlah karyawan keluar dengan jumlah karyawan pada periode perhitungan. Rumusnya sebagai berikut:
Misalnya, Anda memiliki karyawan keluar sebanyak 5 orang dan jumlah rata-rata karyawan Anda sebanyak 100 orang pada periode perhitungan turnover. Sehingga tingkat turnover karyawan Anda pada periode itu sebesar 5%.
Turnover rate yang tinggi memang bisa membahayakan. Oleh karena itu, perlu peran dari semua orang termasuk perusahaan itu sendiri untuk membangun lingkungan dan budaya kerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan karyawan.
Sempat disinggung bahwa salah satu cara mencegah adanya turnover karyawan yang tinggi adalah menggunakan teknologi untuk melakukan engagement pada karyawan. Salah satunya adalah menggunakan aplikasi HRD.
Mekari Talenta sebagai software HR dan sistem HRD berbasis cloud terbaik yang telah dipercaya oleh banyak perusahaan di Indonesia mampu memenuhi tiap kebutuhan perusahaan dalam mengelola karyawan termasuk mengelola cuti secara praktis dan otomatis dengan aplikasi cuti online dan membuat jadwal kerja secara otomatis dalam fitur aplikasi pembuat jadwal shift.
Misalnya perhitungan payroll dengan berbagai elemen gaji, absensi online, rekapitulasi data karyawan dan juga hal-hal administrasi lainnya. Cari tahu selengkapnya software HRD dan software absensi karyawan online melalui website Mekari Talenta dan dapatkan demo gratis selama 2 bulan! Jangan lupa juga untuk coba aplikasi attendance management download di Mekari Talenta di bawah ini.
Tingkat turnover karyawan, atau yang dikenal sebagai employee turnover rate, merupakan salah satu metrik penting dalam dunia SDM. Metrik ini mengukur seberapa sering karyawan meninggalkan perusahaan dan digantikan oleh karyawan baru. Pada dasarnya, tingkat turnover menunjukkan stabilitas tenaga kerja dalam suatu organisasi.
Pelatihan meningkatkan skill : Supervisi efektif pada Tim penjualan bagi manajer penjualan
Mengapa Memahami Tingkat Turnover Penting?
Memahami tingkat turnover sangat penting karena memberikan wawasan tentang stabilitas dan kesehatan organisasi. Tingkat turnover yang tinggi dapat menunjukkan adanya masalah dalam manajemen, budaya kerja, atau kepuasan karyawan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas dan keuntungan perusahaan. Di sisi lain, tingkat turnover yang rendah biasanya mencerminkan lingkungan kerja yang positif dan karyawan yang terlibat dan puas dengan pekerjaan mereka. Dengan menganalisis tingkat turnover, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan retensi karyawan. Tingkat turnover yang tinggi dapat menjadi sinyal adanya permasalahan dalam perusahaan. Hal ini dapat membawa dampak negatif seperti:
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami tingkat turnover dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Untuk menghitung tingkat turnover karyawan, bisa menggunakan rumus seperti berikut:
Tingkat Turnover = (Jumlah Karyawan yang Keluar / Rata-rata Jumlah Karyawan) x 100%
Tingkat Turnover = (20 / 100) x 100% = 20%
Ikuti pelatihan: mengelola piutang penjualan Bisnis bagi Manager penjualan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Turnover
Memahami faktor-faktor yang memengaruhi tingkat turnover penting bagi perusahaan untuk dapat merumuskan strategi yang tepat dalam menjaga stabilitas dan meningkatkan kinerja organisasi. Berikut beberapa faktor utama yang perlu dipertimbangkan:
Tingkat turnover karyawan merupakan metrik penting yang harus dipantau oleh semua perusahaan. Dengan memahami tingkat turnover dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan stabilitas tenaga kerja dan meningkatkan kinerja organisasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital telah menjadi kebutuhan bagi banyak bisnis untuk tetap kompetitif dan relevan. Transformasi digital tidak hanya mengacu pada adopsi teknologi baru, tetapi juga mencakup perubahan mendasar dalam cara bisnis beroperasi dan berinteraksi dengan pelanggan.
Artikel ini akan menjelaskan secara rinci apa itu transformasi digital, memberikan 10 contoh transformasi digital yang menjadi tren di tahun 2024. Yuk simak!